Wednesday 2 September 2015

Kurikulum 2013 PAI

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum 2013 disusun untuk menyempurnakan Kurikulum sebelumnya dengan pendekatan pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya bangsa. Berkaitan dengan hal ini, Pemerintah telah melakukan penyesuaian beberapa nama mata pelajaran yang antara lain adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. 

Kurikulum 2013 sudah tidak lagi menggunakan standar kompetensi (SK) sebagai acuan dalam mengembangkan kompetensi dasar (KD). Sebagai gantinya, Kurikulum 2013 telah menyusun
kompetensi inti (KI). Kompetensi inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap kelas atau program (PP No. 32/2013, pasal 1, ayat 13). Kompetensi Inti memuat kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang dikembangkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD). KD adalah tumpuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran(PP No. 32/2013, pasal 1, ayat 14). 

Perubahan perilaku dalam pengamalan ajaran agama dan budi pekerti menjadi perhatian utama. Terutama bagi guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam merencanakan, melaksanakan, dan melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Lima hal penting yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu: proses pembelajaran, penilaian, pengayaan, remedial, dan interaksi guru dengan orangtua peserta didik. Untuk mewujudkan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti yang efektif dan budaya Islami di sekolah, perlu adanya sinergi antara guru PAI dan BP dengan guru lainnya, serta perlu adanya dukungan dari kepala sekolah. Penciptaan budaya Islami dapat dilakukan melalui pembelajaran PAI dan Budi Pekerti baik di dalam kelas maupun di luar kelas seperti di-Musala, Masjid, Laboratorium atau lainnya yang berada di lingkungan sekolah. Penambahan jam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti dimaksudkan untuk mengoptimalkan pengamalam agama islam bagi peserta didik dan membentuk budaya Islami di sekolah. Oleh karena itu, penyerapan metode pembiasaan dan keteladanan mutlak di perlukan seperti: tadarus al-Qur’an, doa sebelum pembelajaran dimulai, Salat dhuha, Salat ¨dzuhur berjamaah, PHBI, zikir bersama, outbound Islami, dan lain-lain.

0 comments:

Post a Comment