Tuesday 8 September 2015

ASMAUL HUSNA ~ AR-RAHMAN

Ar-Rahman mempunyai arti Maha Pemurah. Allah ta’ala telah mengaruniakan kasih sayang dan kebaikan kepada semua makhluk-Nya. Terlebih kepada kita sebagai manusia, ada banyak kenikmatan yang Allah tersebut yang dapat kita rasakan. Bahkan, kenikmatan itu diberikan kepada siapa saja, entah manusia itu berbuat kebaikan atau yang yang gemar berbuat maksiat. Allah tidak akan pilih kasih kepada makhluk-Nya siapapun dan apapun. Baik itu banyak dan sedikit kenikmatan itu, semua akan ada sebuah hikmah yang menyertainya bagi yang mau berfikir.


Begitu juga sifat pengasih Allah tidak saja kepada manusia, tetapi juga akan diberikan kepada semua makhluk ciptaan-Nya. Setiap makhluk Allah di alam semesta ini merasakan berbagai nikmat Allah tersebut. Ini menunjukkan bahwa keagungan Allah yang Maha Pemurah.

Hadist Riwayat Abu Hurairah, Bukhori, Muslim menyebutkan bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Allah menciptakan seratus bagian kasih sayang, kemudian Dia menahan sembilan puluh sembilan bagian dan hanya menurunkan satu bagian ke muka bumi. Dari satu bagian tersebut semua makhluk berkasih sayang sesama mereka sampai-sampai seekor kuda mengasihi anaknya dengan mengangkat kukunya agar tidak mengenai anaknya itu.” (HR al-Bukhari).

Orang yang memerhatikan nama Allah ta'ala Ar-Rahman, dan bahwa Allah ta'ala Mahaluas rahmat-Nya, memiliki kasih sayang yang sempurna, dan kasih sayang-Nya telah memenuhi alam semesta baik yang atas maupun yang bawah, serta mengenai seluruh makhluk-Nya, serta mencakup dunia dan akhirat; juga mentadaburi ayat-ayat yang menunjukkan semacam makna ini:
“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.” (Al-A’raf: 156)
“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.” (Al-Hajj: 65)
“Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Dzat yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Ar-Rum: 50)
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.” (Luqman: 20)
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (An-Nahl: 53)
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nahl: 18)
Juga ayat-ayat setelahnya yang menunjukkan pokok-pokok nikmat, dan cabangnya yang mengandung salah satu dari sekian banyak buah rahmat Allah ta'ala. Oleh karenanya, Allah ta'ala berfirman di akhirnya: “Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (An-Nahl: 81)
“Sesungguhnya Allah ta'ala telah menuliskan sebuah tulisan di sisi-Nya, di atas Arsy-Nya ‘Sesungguhnya rahmat-Ku mendahului kemurkaan-Ku’.” Ringkas kata, Allah ta'ala telah menciptakan makhluk dengan rahmat-Nya dan mengutus para rasul kepada mereka karena rahmat-Nya pula. Allah ta'ala memerintah dan melarang mereka serta menetapkan syariat untuk mereka karena rahmat-Nya. Allah melingkupi mereka dengan kenikmatan lahir dan batin karen rahmat-Nya. Dia(Allah) mengatur mereka dengan berbagai aturan dan melindungi mereka dengan berbagai perlindungan karena rahmat-Nya, serta memenuhi dunia dan akhirat dengan rahmat-Nya.
Oleh karena itu, urusan ini tidak akan menjadi baik dan mudah, begitu pula tujuan dan berbagai tuntutan tidak akan terwujud melainkan karena rahmat-Nya. Bahkan, kasih sayang-Nya melebihi semua itu, lebih agung dan lebih tinggi. Apatah lagi, orang-orang baik dan bertakwa akan mendapatkan bagian terbesar dan kebaikan terbanyak dari rahmat-Nya. “Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Al-A’raf: 56)

Kasih sayang Allah berbeda dengan makhluk-Nya, misalnya manusia. Manusia hanya mau menunjukkan sifat kasih sayang manakala mendapatkan balasan dari orang yang dikasihi. demikian halnya terhadap makhluk Allah yang lain, masih berharap pada balasan  kemanfaatan atas makhluk tersebut. oleh karenaitu, kita dianjurkan untuk menyeru dengan asma Allah ar-Rahman ini. 

Tidak sulit mengukur kadar sifat kasih sayang kita, baik kepada manusia ataupun makhluk Allah yang lain. Cermatilah berbagai peristiwa yang biasa kita hadapi sehari-hari, mungkin pada saat ada orang yang membutuhkan bantuan kita, seperti saudara, tetangga, sahabat dan orang miskin. Jika kita merasa acuh dengan apa yang terjadi, bisa jadi kita belum memiliki sifat pemurah ini. Kalau begitu, keimanan terhadap Allah yang memiliki asma ar-Raahman hanya sebatas keyakinan, belum ditunjukkan dengan amal yang nyata.

0 comments:

Post a Comment